Radin Galuh Chandra Kirana, pewaris Majapahit yang tersingkir ?
Di dalam sejarah melayu, terbitan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dikisahkan tentang pernikahan agung antara Sultan Mansyur Syah (Malaka), dengan Putri Majapahit Radin Galuh Chandra Kirana.
Pernikahan yang juga dihadiri oleh Maharaja Merlang (Indragiri), Raja Palembang, Raja Jambi, Raja Lingga serta Raja Tungkal ini, sayangnya tidak banyak diceritakan dalam naskah-naskah kuno di tanah Jawa.
Siapakah sesungguhnya Radin Galuh Chandra Kirana ? Benarkah ia adalah Pewaris Majapahit yang tersingkirkan ?
Pada catatan silsilah Kesultanan Malaka, Radin Galuh Chandra (Cendera) Kirana tertulis sebagai anak dari Sang Aji Jaya ning-Rat, dengan isterinya Radin Galoh Devi Kesuma [Tuan Putri Wi Kusuma] (sumber : silsilah malaka)
Radin Galoh Devi Kesuma [Tuan Putri Wi Kusuma] sendiri dalam Sejarah Melayu di-informasikan sebagai Ratu Majapahit dan puteri dari penguasa Majapahit sebelumnya.
Apabila kita selaraskan dengan Sejarah Majapahit, sosok Radin Galoh Devi Kesuma (Ibunda dari Radin Galuh Chandra Kirana), sepertinya indentik dengan Prabu Stri Suhita (memerintah Majapahit, 1427-1447), sementara nama Sang Aji Jaya ning-Rat, indentik dengan Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja (sumber : Putri Suhita).
Dalam sejarah pemerintahan Majapahit, selepas masa Ratu Suhita yang menjadi pengganti bukan anaknya, melainkan saudaranya yang bernama Dyah Kertawijaya (memerintah Majapahit, 1447-1451). Pemerintahan Majapahit seterusnya, dipegang oleh anak-anak Dyah Kertawijaya, yaitu Rajasawardhana (1451-1453), Girisawardhana (1456-1466) dan Dyah Suraprabhawa (1466—1478) (sumber : silsilah majapahit).
Dan apabila kita perhatikan, di dalam silsilah keluarga Majapahit, tidak ditemukan nama anak dari Ratu Suhita. Namun meskipun demikian, naskah-naskah masyarakat melayu masih mencatat nama puteri dari Sang Ratu, yang seharusnya mewarisi tahta Majapahit.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan :
1. Sejarah Melayu mencatat, sebelum peristiwa pernikahan Sultan Malaka dengan Putri Majapahit, Para Raja Swarnabhumi pergi menuju negeri Majapahit…
2. Di dalam Sejarah Melayu, akan ditemui istilah Patih Aria Gajah Mada, yang sejatinya adalah nama jabatan dalam struktur keprajuritan Majapahit. Dengan demikian tokoh Patih Aria Gajah Mada dimasa Prabu Hayam Wuruk, tentu akan berbeda dengan Patih Aria Gajah Mada di era Ratu Suhita.
No comments:
Post a Comment