Keutamaan Yaman Menurut Allah dan Rasul-Nya


[File foto] Negeri Yaman
Dalam kondisi sulit negara tersebut, beberapa universitasnya masih menyediakan beasiswa bagi para pelajar Muslim seluruh dunia untuk belajar di sana
Sejak konflik melanda pada 2015, Yaman masih menjadi negara yang berada dalam krisis berkepanjangan. Dengan pandemi Covid-19 yang menyerang, persoalan yang dihadapi Yaman menjadi bertambah-tambah, di samping perang yang masih berlangsung dan kemiskinan yang menimpa masyarakatnya.

PBB telah menetapkan Yaman sebagai negara termiskin di dunia dan tempat bagi krisis kemanusiaan terburuk. Dilansir oleh BBC, sekitar 24 juta orang di sana – yaitu sekitar 80% dari populasi – bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, dan jutaan berada di ambang kelaparan.

Meski begitu, Yaman masihlah tempat ilmu bersemai. Masih banyak mahasiswa Indonesia yang tiap harinya menimba ilmu, berkah dan manfaat di negeri yang bertetangga dengan Arab Saudi tersebut. Dalam kondisi sulit negara tersebut, beberapa universitasnya masih menyediakan beasiswa bagi para pelajar Muslim seluruh dunia untuk belajar di sana. Salah satunya adalah Universitas Al-Ahgaff yang terletak di kota Mukalla, Hadramaut.

Bagimanapun, Yaman memiliki tempat yang spesial bagi umat Islam. Kita tidak memandang dan menempatkan Yaman, melainkan dengan bagaimana Allah dan Rasul-Nya memandang dan menempatkan Yaman. Sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mengistimewakan hari Jumat dan Id; mensucikan tiga masjidnya, Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan Masjid Al-Aqsha beserta kota di mana mereka terletak; juga memuliakan dan menjamin keberkahan dari beberapa tempat, seperti negeri Syam dan Yaman; begitulah pula kita berlaku.

Ada banyak hal berdasarkan dalil yang menunjukkan keutamaan Yaman, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Sebaik-baik Penduduk Dunia

Rasulullah ﷺ telah mengabarkan kepada para Sahabatnya mengenai keutamaan penduduk Yaman ketimbang penduduk dunia lainnya.

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَرِيقٍ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ ، فَقَالَ : ” يُوشِكُ أَنْ يَطْلُعَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، كَأَنَّهَا قِطَعُ السَّحَابِ ، أَوْ قِطْعَةُ سَحَابٍ ، هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْضِ…

Suatu ketika, cerita Jubair bin Muth’im, kami bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Saat itu Nabi bersabda, “Hampir-hampir bangsa Yaman melebihi kalian. Mereka bak segumpal awan. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Al-Baihaqi)

2. Keberkahan Melingkupi Yaman

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mendoakan agar keberkahan melingkupi Yaman dan penduduknya. Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa,

اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا قالوا وفي نجدنا قال اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا

“Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Syam kami. Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Yaman kami.” (HR. Bukhori dan Ahmad)

3. Iman dan Hikmah ada pada Yaman

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, “Tatkala diturunkan ayat, ‘Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,’” Rasulullah ﷺ bersabda,

أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية

“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)

4. Umat Nabi yang Akan Pertama Kali Minum dari Telaga Beliau

Sahabat Nabi Tsauban berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda,

إني لبعقر حوضي أذود الناس لأهل اليمن أضرب بعصاي حتى يرفض عليهم

“Sesungguhnya kelak aku akan berada di samping telagaku. Kemudian Aku akan menghalangi orang-orang yang akan meminum dari telagaku, agar penduduk Yaman dapat meminumnya terlebih dahulu. Aku memukul dengan tongkatku, sehingga air telaga tersebut mengalir untuk mereka.” (HR. Muslim)

5. Tentara Allah di Masa Fitnah

Abdullah bin Hawalah mengatakan, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة جند بالشام و جند باليمن و جند بالعراق عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده فإن أبيتم فعليكم يمنكم و اسقوا من غدركم فإن الله قد توكل لي بالشام و أهله

“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Hendaklah kalian memilih Syam. Karena ia adalah negeri pilihan Allah. Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya. Jika tak bisa, hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya). Karena Allah menjamin untukku negeri Syam serta penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)

6. Sifat Mulia Penduduk Yaman

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan bahwa penduduk Yaman lah yang pertama kali meneladankan jabat tangan.

Anas bin Malik berkata, “Nabi ﷺ bersabda,

قد جاء كم أهل اليمن وهم أول من جاء بالمصافحة

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Merekalah pelopor pertama dalam hal berjabat tangan.”

Penduduk Yaman dalam sejarah juga dikenal bersemangat dalam menuntut ilmu. Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik.

“Suatu hari, beberapa orang dari negeri Yaman datang menemui Rasulullah ﷺ, seraya berkata,

ابعث معنا رجلاً يعلمنا السنة والإسلام

“Wahai Rasulullah, kirimkanlah untuk kami seseorang yang akan mengajari kami sunnah dan Islam.”

Lalu Rasulullah menarik tangan Abu Ubaidah seraya bersabda,

هذا أمين هذه الأمة

“Ini orangnya, dialah penjaga umat ini.”

Penduduk Yaman juga disebut sebagai umat Nabi yang amalnya akan membuat iri para Sahabatnya.

Dari Abu Sa’id al Khudri radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan, “Rasulullah ﷺ bersabda:

إنه سيأتي قوم تحقرون أعمالكم إلى أعمالهم

“Sesungguhnya akan datang kaum, yang kalian akan merasa minder jika membandingkan amalan kalian dengan amalan mereka“.

“Apakah mereka kaum dari kaum Quraisy ya Rasulullah?” Tanya para Sahabat.

لا و لكن هم أهل اليمن

“Bukan, mereka adalah penduduk Yaman.” jawab Rasulullah.” (HR. Ibnu Abi Ashim).

Begitulah beberapa keutamaan dari Yaman dan penduduknya. Sebagai umat Rasulullah, sudah seharusnya kita berlaku selayaknya beliau dan memandang sesuatu sebagaimana beliau memandangnya. Termasuk mengenai negeri Yaman. Dengan kondisi Yaman yang terpuruk, tentu sudah selayaknya bagi umat Islam yang bersaudara karena Allah ini, membantu mereka sebaik-baiknya. Terlebih dengan keutamaan negeri dan penduduknya tersebut. Wallahu a’lam bish shawab.*

No comments: