Azab Bagi Pelaku LGBT Sangat Mengerikan
Pengibaran bendera pelangi simbol LGBT oleh Kedubes Inggris di Jakarta pada 18 Mei 2022 menuai banyak protes terutama dari kalangan muslim. Tindakan itu dinilai tidak menghormati nilai-nilai agama yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia.
Bagaimana pandangan Islam terhadap LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) ini? Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia, Ustaz Farid Nu'man Hasan mengatakan tentang Gay atau penyuka sesama jenis (homoseksual) sebenarnya bukan fenomena baru.
Ini sudah terjadi sejak masa Nabi Luth 'alaihissalam. Allah Ta'ala abadikan kisah tentang diazabnya mereka dalam Al-Qur'an:
فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّيۡحَةُ مُشۡرِقِينَ فَجَعَلۡنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٍ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡمُتَوَسِّمِينَ
Artinya: "Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit, Maka Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda." (QS Al-Hijr: 73-75)
Zaman ini, siksa terhadap mereka lebih mengerikan lagi seperti cacar monyet, HIV, kencing nanah, dan lainnya. Termasuk juga "merasa dirinya normal". Tidak merasa bahwa itu penyimpangan, adalah bagian dari siksa tersebut karena telah hilang kepekaan terhadap dosa.
"Musibah mengerikan bagi manusia adalah ketika bangga dengan maksiat dan menganggap maksiat itu normal. Maka, hendaknya mereka bertobat kepada Allah Ta'ala, mau berubah, dan yakinlah bisa berubah," kata Ustaz Farid Nu'man.
Adapun pihak yang membela mereka dengan alasan HAM, maka kemana mereka ketika pelaku LGBT menderita berbagai penyakit menjijikkan? Pengagum HAM mendorong mereka untuk melakukan kebebasan, tetapi kemudian membuang mereka di saat mereka menderita.
Pembelaan terhadap LGBT, terang Ustaz Farid, merupakan pembelaan terhadap pelanggaran menurut agama mana pun. Maka apa yang dilakukan oleh Kedubes Inggris adalah tindakan provokatif dan miskin etika. Tidak menghormati budaya Indonesia yang sangat menjunjung nilai-nilai moral dan agama.
Wallahu A'lam
(rhs)Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment