Dukun Takluk dan Bersyahadat di Hadapan Rasulullah

Dukun yang terkenal sejak era Jahiliyah di Arab ini pun masuk Islam. 
 Red: Hasanul Rizqa Praktik dukun atau ilmu hitam (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Praktik dukun atau ilmu hitam (ilustrasi).
Dahulu kala, hiduplah seorang dukun yang terkenal di seantero Arab. Namanya, Dhimad al-Azdi. Sejak zaman Jahiliyah, lelaki dari Bani Azd Syanu'ah itu masyhur sebagai tukang tenung yang disegani orang-orang musyrik.

Seperti dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah, suatu hari Dhimad al-Azdi memasuki Kota Makkah. Saat berada di pasar, ia tertarik pada pembicaraan orang-orang mengenai sosok Muhammad SAW.

Menurut mereka, Muhammad SAW sudah sakit jiwa karena meracaukan mantra-mantra aneh yang dinamakannya Alquran. Dengan rapalan itu, lanjut orang-orang ini, banyak warga yang meninggalkan agama nenek moyang dan menjadi Muslimin---sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad.

"Bila kita biarkan terus orang gila itu, bisa-bisa tak ada lagi yang menyembah berhala di kota ini!" seru seorang dari kerumunan itu.

Al-Azdi kian penasaran. Siapa pula Muhammad, yang dicap gila dan menyebar keresahan di seantero Makkah itu? Ia pun bertanya kepada seseorang. Akhirnya, diketahuinya di mana Muhammad tinggal dan bagaimana perawakannya.

"Aku seorang dukun yang bisa membuat orang gila menjadi sadar. Aku akan menyembuhkannya," kata al-Azdi.

Ia pun berangkat ke alamat yang dimaksud. Setelah mencari-cari, al-Azdi pun menemukan Rasulullah SAW sedang berdoa di depan Ka'bah.

Ia membiarkan lelaki itu dengan ibadahnya. Sekilas, ia merasa tak ada yang aneh dengan penampilan Muhammad. Penampilannya seperti kebanyakan warga Makkah pada umumnya.

Al-Azdi pun menyapa Rasulullah SAW yang sudah selesai dengan shalatnya. Ia memperkenalkan diri sebagai dukun yang ahli.

Ia mengaku dapat memberikan pengobatan dengan cara menghembuskan angin yang dibacai mantra-mantra. Orang Yaman itu langsung menawarkan jasanya kepada Rasulullah SAW. Ternyata, ia merasa perlu persetujuan dari Muhammad sebelum melakukan aksinya.

Rasulullah SAW tidak mengiyakan. Akan tetapi, beliau mengajak al-Azdi untuk mengikutinya dan duduk di dekat Ka'bah.

Saat berhadap-hadapan itu, Nabi SAW mengatakan kepada si dukun, "Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."

Mendengar itu, al-Azdi terkesima. Dukun itu takjub bukan kepalang dengan perkataan Rasulullah SAW barusan. Ia tidak menduga, lelaki yang disebut-sebut sebagai orang gila ini ternyata menyampaikan perkataan yang menakjubkan.

Tiga kali dukun itu mencoba merapalkan mantranya, tiga kali pula Rasulullah SAW menyampaikan perkataan yang sama. Akhirnya, al-Azdi terdiam dan kemudian bertanya langsung, "Apakah pesan yang Anda sampaikan?"

Rasulullah SAW pun menjelaskan tentang Alquran, wahyu dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Diterangkannya pula perihal iman dan Islam, serta keutamaan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Nabi SAW juga menasihati dukun tersebut tentang kesesatan penyembahan terhadap berhala. Begitu pula, setan-setan yang membuat kesesatan itu agar orang-orang mengira menyembah berhala adalah kebenaran.

Setelah menerima nasihat Rasulullah SAW, al-Azdi mengurungkan niatnya semula untuk "mengobati" beliau. Ia kini langsung menyatakan diri masuk Islam. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, ia menuturkan pengakuannya.

"Saya sudah menghafal seluruh kata dalam kamus, dalam berbagai kitab. Namun, tak satu pun yang lebih menakjubkan dibanding dengan Alquran, ya Rasulullah!" katanya.

"Sungguh merugi orang-orang yang memfitnahmu. Mereka mengecapmu sebagai orang gila, tukang tenung, atau penyair. Padahal, engkau semata-mata menyampaikan kebenaran. Yang engkau sampaikan adalah perkataan dari Tuhan Yang Maha Esa!" lanjut al-Azdi.

Demikianlah, bekas dukun itu akhirnya menjadi salah seorang Muslimin pada era dakwah di Makkah. Ia termasuk yang mula-mula menerima Islam dalam sejarah hidup Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.rol

No comments: