Terpuji Sejak Zaman Nabi Adam
Rasulullah SAW berasal dari keturunan terbaik sejak manusia pertama.
Red: Hasanul Rizqa
Rasulullah SAW menjawab, “Pada saat Allah SWT menciptakan bumi, ber-istiwa’ di langit, menciptakan tujuh langit, menciptakan Arasy, lalu Dia menulis di tiang Arasy, ‘Muhammad adalah penutup para Rasul'.’ Dia menciptaknn surga yang mana Adam dan Hawa ditempatkan di sana, Dia menulis namaku pada pintu-pintu, daun-daun kubah, dan kemah-kemah, sedangkan Adam masih berada di antara ruh dan jasad. Tatkala Allah menghidupkan Adam, Adam pun melihat ke arah Arasy dan melihat namaku, Allah memberitahukannya, ‘Itu adalah penghulu keturunanmu.’ Ketika Adam dan Hawa diperdayakan oleh setan, mereka bertaubat dan memohon syafaat kepada Allah dengan menggunakan namaku.”
Ibnul Jauzi dalam kitabnya, Al-Wafa, mengutip perkataan Wahb bin Munabbih tentang kesan Nabi Adam AS terhadap Muhammad SAW. Sebelumnya, Allah SWT menjelaskaan kepada Adam, suatu hari nanti Ka’bah akan dibangun. Muhammad SAW akan menjaga, melindungi dan merawat rumah Allah tersebut.
Allah SWT berfirman, “Aku adalah Allah, Pemilik Ka'bah ini. Penduduknya (Masjidil Haram Makkah) adalah orang-orang pilihan-Ku. Pengunjungnya adalah tamu-Ku dan berada dalam lindungan-Ku. Di sana terdapat rumah-Ku yang aku penuhkan ia dengan penduduk langit dan bumi. Mereka mendatanginya berbondong-bondong dengan berambut kusut dan berlumuran debu. Mereka berteriak dengan mengucapkan tasbih. Mereka berlari dengan mengucapkan talbiyah. Mereka menangis dengan air mata mereka yang bercucuran. Siapa yang berangkat menujunya tanpa ada tujuan lain, sungguh ia telah menjenguk-Ku dan bertamu dengan-Ku sehingga patutlah bila Kuberi ia hadiah dengan kemuliaan-Ku.”
Sebelum diri Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari rahim ibundanya, sudah ada Nur Muhammad. Allah SWT menempatkannya dalam silsilah orang-orang terhormat sejak zaman Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa. Dalam hadis riwayat al-Ajurri disebutkan, suatu ketika Ibnu Abbas bertanya, “Ya Rasulullah, di manakah Engkau ketika Nabi Adam berada di surga?”
Beliau menjawab, “Aku berada di dalam tulang sulbi, lalu aku turun ke bumi berada di dalam sulbi Adam. Aku pun telah naik ke kapal saat aku berada di dalam sulbi ayahku, Nuh. Aku pun pernah dicampakkan ke dalam api pada saat aku berada di dalam sulbi Ibrahim. Kedua orang tuaku tidak berhubungan dengan cara zina. Allah selalu memindahkanku dari sulbi-sulbi yang suci ke rahim-rahim yang suci pula. Tidak terdapat dua cabang keturunanku kecuali aku berada pada yang terbaik di antara keduanya. Allah menjanjikan kenabian untukku di dalam kitab Taurat. Dia memberi kabar tentang itu. Dia membuat namaku terkenal di dalam kitab Injil. Bumi dan langit menjadi cemerlang karena wajah dan pandanganku.”
Dalam kesempatan berbeda, Ibnu Abbas menjelaskan kepada para muridnya ihwal surah asy-Syu’ara ayat 219.
وَتَقَلُّبَكَ فِى السّٰجِدِيۡنَ
Artinya, ‘Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.’
Menurut Ibnu Abbas, ayat itu bermakna, Allah melihat perubahan gerak kejadian Nabi Muhammad SAW di tulang sulbi Nabi Adam, kemudian Nuh, kemudian Ibrahim, hingga Dia mengeluarkan Muhammad SAW sebagai seorang nabi. Ungkapan “as-saajidiin” dalam ayat tersebut menegaskan, Rasulullah SAW berasal dari keturunan orang yang baik-baik, yakni mereka yang bersujud kepada Allah. Mereka bukan dari golongan kafir.
Hal ini pun ditegaskan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam sendiri dalam sebuah hadits riwayat Watsilah bin al-Asqa’. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari Bani Ismail. Ia pilih Quraisy dari Bani Kinanah. Ia pilih Bani Hasyim dari Quraisy. Dan Dia pilih aku dari Bani Hasyim.”rol
No comments:
Post a Comment