Kisah Dakwah Nabi Ilyas

Nabi Ilyas diutus kepada masyarakat Baalbek, tergolong Bani Israil. Red: Hasanul Rizqa Ilustrasi Nabi Ilyas
Foto: Republika
Terdapat puluhan nabi dan rasul yang disebutkan dalam Alquran. Seorang di antaranya adalah Ilyas AS. Allah SWT memujinya sebagai sosok yang termasuk orang-orang saleh (QS al-An’am: 85).

Alquran menceritakan, Ilyas AS adalah seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah kepada kaumnya, Bani Israil. Sayangnya, kebanyakan mereka tidak mau menerima dakwah sang nabi, yakni menyembah hanya kepada Allah. Dengan lancangnya, para pembangkang itu justru memuja berhala, termasuk yang paling besar bernama Baal.

Dalam surah as-Shaffat ayat ke-123 hingga 132, dijelaskan secara ringkas riwayat perjuangan Nabi Ilyas AS. “Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta. (Yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?’

Namun mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa), Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. ‘Selamat sejahtera bagi Ilyas.’ Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Menurut Syauqi Abu Khalil dalam buku Atlas al-Qur'an, Nabi Ilyas AS diutus oleh Allah kepada kaum Bani Israil di daerah Ba'labak. Keterangan yang sama juga disampaikan Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam karyanya, Atlas Sejarah Nabi dan Rasul.

Menurut al-Maghluts, Ilyas AS diutus oleh Allah di daerah Baalbek atau Ba'labakha. Lokasinya berada di sisi sebelah barat Damaskus, Suriah, atau dalam wilayah Lebanon kini. Adapun Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya' mengatakan, Baalbek terletak di sebelah timur Kota Beirut.

Nabi Ilyas hidup sekitar tahun 910-850 sebelum Masehi. Ia merupakan keturunan keempat dari Nabi Harun AS. Bapaknya bernama Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun. Bila ditelusuri lebih jauh, nasabnya akan bersambung hingga Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim AS. Kaumnya yakni masyarakat Ba’labak adalah keturunan Bani Israil.

Mayoritas penduduk setempat berprofesi sebagai pelaut atau nelayan. Memang, negeri tempat tinggalnya berada di daerah pesisir. Namun, mereka kian jauh dari jalan Nabi Ibrahim yang lurus. Mereka jusrtu menyembah patung-patung.

Salah satu berhala yang paling dipuja mereka adalah Baal. Bahkan, sampai sekarang, masih ada sisa-sia bangunan altar pemujaan berhala itu, yakni bernama Heliopolis, yang diyakini sebagai tempat penyembahan kepada Baal. Nama Kota Baalbek diambil dari nama patung tersebut yang dipersonifikasikan sebagai wanita.

Karena kebobrokan kaum Bani Israil sepeninggal Nabi Sulaiman AS, Allah mengutus Nabi Ilyas AS untuk menyadarkan kaumnya agar beriman kepada Allah. Namun, ajakan dan dakwah Ilyas bertepuk sebelah tangan. Mereka umumnya menolak kebenaran yang dibawa sang nabi. Bahkan, mereka berencana membunuh beliau.

Selama bertahun-tahun, Ilyas AS mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. "(Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Baal (berhala) dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?' Maka, mereka mendustakannya karena itu mereka akan diseret (ke neraka). Kecuali, hamba-hamba Allah yang ikhlas (menyembah Allah)." (QS ash-Shaffat: 124-128).

Rencana pembunuhan yang dialamatkan kepadanya lantas diketahui Nabi Ilyas. Beliau pun segera meninggalkan kaumnya yang berada dalam kedurhakaan. Sesudah itu, azab Allah SWT pun menimpa mereka.

Allah menimpakan azab kepada mereka berupa kekeringan, yaitu tidak diturunkannya hujan selama kira-kira tiga tahun. Banyak hewan ternak mereka pun mati. Sawah ladangnya kering kerontang sehingga wabah kelaparan mendera.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan, Ilyas terpaksa selalu berpindah tempat. Terkadang, ia tinggal di rumah seorang kaumnya yang beriman. Terkadang, ia tinggal di gua. Namun, Ilyas AS tak pernah berhenti berdakwah dan menyampaikan kebenaran. Menurut sejumlah literatur, setiap rumah yang disinggahi Nabi Ilyas akan tercium bau makanan.

Ketika kondisi sudah demikian parah, makanan sudah sulit didapat, ternak banyak yang mati, dan lahan-lahan menjadi tandus, mereka pun berusaha mencari Nabi Ilyas. Ketika berjumpa, mereka memohon kepada Ilyas agar bisa membantu persoalan yang dihadapi kaumnya.

Nabi Ilyas memerintahkan kaumnya agar meninggalkan sesembahan berhala dan beriman kepada Allah. Dalam doanya, sang nabi memohon kepada Allah agar mencabut azab-Nya. Atas izin Allah, turunlah hujan yang kemudian menghidupkan kembali lahan-lahan yang tandus.

Namun, keimanan kaumnya ini tak lama berselang. Mereka kembali menyembah berhala, termasuk Baal. Maka, Allah akhirnya mengazab mereka dengan kekeringan yang sangat panjang.rol

No comments: