Kisah Lelaki Saleh Berkelahi dengan Iblis

Mendengar Iblis menyebut soal uang, lunturlah tekad lelaki itu. Red: Hasanul Rizqa Iblis (Ilustrasi)
Foto: pxhere
Pada suatu hari, seorang lelaki saleh sedang berjalan meninggalkan pasar usai tuntas bekerja. Tiba-tiba, ia mendapati orang-orang berkumpul di dekat sebuah pohon besar. Merasa penasaran, si Muslim mendekati kerumunan itu.

Ternyata, banyak warga menjadikan pohon besar ini sebagai tempat pemujaan. Beberapa dari mereka bersujud, seolah-olah makhluk yang rindang itu adalah tuhan. "Ini syirik!" kata si lelaki dalam hatinya, "Orang-orang semestinya menyembah hanya kepada Allah."

Ia segera kembali ke pasar dan membeli sebilah kapak dengan sedikit uang yang dimilikinya. Setelah itu, lelaki saleh ini kembali ke tempat tadi untuk menebang pohon besar yang menjadi objek kemusyrikan warga.

Belum sempat kapaknya menghujam pohon besar itu, si lelaki melihat sosok bertubuh tinggi besar dan berkulit legam. Sadarlah ia bahwa makhluk yang sedang dihadapinya adalah iblis yang menyerupai seorang manusia.

"Hai, apa yang akan kamu lakukan dengan kapak itu?" tanya jin kafir itu.

"Saya akan menebang pohon ini yang disembah-sembah orang banyak. Mereka telah berbuat syirik dengan melakukan perbuatan itu," jawabnya.

Mendengar semangat lelaki yang ahli ibadah itu, Iblis pun melarangnya. Menurut makhluk terkutuk ini, sang pria tidak ada urusannya dengan pohon itu. Mengapa harus ditebang? Bukankah yang terpenting adalah bahwa dirinya tidak ikut-ikutan berbuat syirik seperti mereka?

"Jadi, kamu pergi saja dan kembali bekerja. Yang musyrik adalah masyarakat sini, bukan dirimu," saran Iblis.

"Tidak mau. Kemungkaran mesti diberantas," katanya sembari mendorong Iblis yang berdiri tegak di hadapannya.

"Tunggu sebentar! Jangan teruskan!" kata iblis mengancam.

Akibat sama-sama bersikeras dan bersitegang, terjadilah perkelahian antara sang lelaki dan iblis yang menjelma sebagai manusia. Dalam perkelahian itu, iblis kalah. Padahal badannya lebih besar dua kali lipat dari lelaki yang alim itu.

Sambil menahan rasa sakit, iblis memohon-mohon kepada sang lelaki. Bahkan, lisannya berjanji akan memberikan uang emas sebesar empat dinar di bawah sajadah di rumahnya tiap selesai shalat Subuh.
"Aku pasti akan mengirimkan uang empat dinar yang kuselipkan di bawah sajadah di rumahmu tiap pagi! Itu asalkan engkau urung menebang pohon ini," pinta Iblis.

Mendengar Iblis menyebut-nyebut soal uang, mulai lunturlah tekad si alim tadi. Terlebih, ia teringat keadaan diri dan keluarganya kini yang sangat membutuhkan penghasilan tetap. Hari-hari dilanda serba kesulitan.

Maka, pria ini pun menerima tawaran Iblis yang menggiurkan itu. Ia pikir, uang rutin tiap pagi bisa membantu meringankan beban hidup keluarganya.

Hilangnya keikhlasan

Akhirnya ia benar-benar batal menebang pohon dan pulang ke rumah lalu menceritakan kepada istrinya apa yang terjadi. Benar setelah itu ia mendapati tumpukan uang emas di bawah sajadahnya. Betapa senangnya pasangan tersebut.

Namun, keadaan gembira itu berlangsung hanya sampai hari ketiga. Tepat pada hari keempat, hasilnya nihil. Tidak ada lagi koin-koin emas di balik sajadah tiap bakda subuh. Sadarlah orang ini bahwa Iblis si penunggu pohon besar telah ingkar janji.

Akhirnya, orang alim dan istrinya itu kecewa berat. Mereka memutuskan untuk segera menebang pohon besar tersebut pada hari itu juga. Setelah berjalan, sampailah keduanya di tujuan.

Namun, di depan pohon besar ini, si pria dan istrinya bertemu dengan Iblis yang sama. Maka, sang suami berduel lagi dengan makhluk laknat itu.

Berbeda dengan yang sudah-sudah, kali ini orang alim itu mengalami kalah. Sembari menahan rasa sakit, si lelaki saleh itu berkata, "Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya? Padahal, dulu engkau tidak berdaya sama sekali," katanya sambil nafasnya tersengal-sengal.

Iblis langsung tertawa terbahak-bahak. Dengan nada angkuh, makhluk ini menjawab, "Tentu saja! Engkau dahulu menang karena engkau kemarin-kemarin datang untuk menebang pohon ini lillahi Ta'ala."

"Sekarang keadaannya berbeda!" lanjut Iblis, "Kini kamu datang karena kesal bahwa aku tidak lagi mengirimkan uang ke rumahmu!"rol

No comments: