Saat Kaisar Romawi Ingin Basuh Kaki Rasulullah SAW

Heraklius meminta surat dari Nabi Muhammad SAW untuk para penguasa Basrah. Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Suatu ketika dikisahkan bahwa Kaisar Romawi Timur, Heraklius menerima rombongan dagang Quraisy yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri Syam. Pada saat itu sedang berlangsung perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy di Makkah.

Saat singgah di Iliya, rombongan dagang Quraisy menemui Kaisar Heraklius atas undangan Heraclius untuk diajak dialog di majelisnya, saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Dia berbicara dengan rombongan dagang Quraisy melalui penerjemah. 

Heraklius berkata, "Siapa di antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?" 

Abu Sufyan sebelum memeluk Islam berkata, "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia (orang yang mengaku Nabi yakni Nabi Muhammad SAW)."

Heraklius berkata, "Dekatkanlah dia (Nabi Muhammad) denganku dan juga sahabat-sahabatnya."  Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. 

Lalu Heraklius berkata, "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya." 

"Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya," ujar Abu Sufyan.

Abu Sufyan berkata, "Maka yang pertama ditanyakan (Heraklius) kepadaku tentangnya (Nabi Muhammad SAW) adalah bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" 

Aku (Abu Sufyan) jawab, "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan)." 

Tanya Heraklius lagi, "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" 

Aku (Abu Sufyan) jawab, "Tidak ada." 

Tanya Heraklius lagi, "Apakah bapaknya seorang raja?" 

Jawabku (Abu Sufyan), "Bukan."

Heraklius bertanya lagi, "Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah?" 

Jawabku (Abu Sufyan), "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang rendah". 

Dia bertanya lagi, "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" 

Aku (Abu Sufyan) jawab, "Bertambah." 

Dia bertanya lagi, "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" 

Aku jawab, "Tidak ada."

Dia bertanya lagi, "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" 

Aku jawab, "Tidak pernah."

Dia bertanya lagi, "Apakah dia pernah berlaku curang?" 

Aku jawab, "Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu."

Berkata Abu Sufyan, "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini." 

Dia bertanya lagi, "Apakah kalian memeranginya?" 

Aku jawab, "Iya." 

Dia bertanya lagi, "Bagaimana kesudahan perang tersebut?" 

Aku jawab, "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia." 

Dia bertanya lagi, "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" 

Aku jawab, "Dia menyuruh kami sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim."

photo
Heraclius - (.)

Heraklius berkata kepada penerjemahnya, "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya." 

"Aku tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa."

"Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah."

"Aku juga telah bertanya kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang rendah, kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut Rasul."

"Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Memang begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati."

"Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah. Memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Aku juga sudah bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim."

"Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada di antara kalian sekarang ini. Seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya."
Kemudian Heraklius meminta surat dari Nabi Muhammad SAW yang dibawa oleh Dihyah untuk para penguasa negeri Bashrah. Maka diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi:

"Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi. Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam, masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu. (Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah))." 

Abu Sufyan mengatakan, "Setelah Heraklius menyampaikan apa yang dikatakannya dan selesai membaca surat (dari Nabi Muhammad SAW) tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga mengusir kami."

Aku (Abu Sufyan) berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar, "Sungguh dia telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan Romawi."

(Anak Abu Kabsyah merujuk pada Nabi Muhammad SAW, yang oleh kaum musyrik Makkah dijuluki Putra Abu Kabsyah karena perbedaan keyakinan)

Abu Sufyan berkata, "Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam."

Demikian kisah Kaisar Romawi Timur, Heraklius, dikutip dari Shahih Bukhari.rol

No comments: