Sedihnya Rasulullah SAW saat Tiga Panglimanya Gugur di Medan Perang

Ketiga panglima ini digantikan oleh Khalid bin Walid. Red: Muhammad Hafil Penampakan makam di Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan.
Foto: Karta/Republika
Pada tahun kedelapan hijriyah, Nabi Muhammad SAW mengirimkan sepucuk surat dakwah melalui utusannya yang bernama Harits bin Umair Al Azdy. Dia diutus Nabi untuk menyampaikannya kepada Raja Bushra. Namun, utusan ini dibunuh oleh pembesar Bani Ghassan, yaitu Syurahbil bin Amr di Mu'tah, Timur Yordan. Padahal, dalam hukum internasional termasuk pada masa lalu, seorang utusan (diplomat) tak boleh dibunuh. 

Rasullah sangat marah. Maka, beliau menyiapkan tiga ribu tentara untuk memerangi Mu'tah. Baginda mengangkat Zaid bin haritsah menjadi panglima pasukan itu. 

Nabi berpesan, jika Zaid gugur, maka digantikan oleh Jafar bin Abi Thalib sebagai panglima. Jika Jafar gugur maka jabatan panglima dipegang oleh Abdullah bin Rawahah. Dan, jika Abdulah gugur maka digantikan oleh kaum Muslimin di antara pasukan itu.

Saat pasukan tiba di daerah Ma'an, sebelah timur Yordan, di sana ternyata sudah menunggu ratusan ribu pasukan Romawi. Kaum Muslimin yang berjumlah tiga ribu orang bermusyawarah apakah melapor dengan menulis surat ke Rasulullah menunggu perintah selanjutnya atau lanjut menghadapi Romawi.

Seorang anggota pasukan Muslim berkata, "Demi Allah! kita tidak berperang karena jumlah, mengandalkan senjatam dan jumlah yang banyak. Kita berperang demi agama ini. Karena itu maju terus seperti rencana semula. Allah telah menjamin bagi kita salah satu dari dua keuntungan: menang perang atau mati syahid."

Kedua pasukan yakni Romawi dan Muslimin pun bertempur. Ratusan ribu pasukan melawan tiga ribu pasukan. 

Zaid bertempur memperhankan panji islam dengan semangat. Namun, tubuhnya diserang oleh ratusan anak panah dan dia pun gugur.

Kemudian, panji itu dipegang oleh Jafar bin Abi Thalib sebagai panglima pengganti pertama. Jafar pun akhirnya juga syahid.

Komando kemudian dipegang oleh Abdullah bin Rawahah. Tapi dia juga meninggal karena dihujani anak panah.

Kaum Muslimin pun memilih Khalid bin Walid yang menjadi panglima. Kala itu, Khalid belum lama masuk Islam. Dia pun berhasil mengerahkan pasukannya dan menyelamatkan sisa pasukan dari medan perang.

Berita tentang gugurnya tiga panglima itu sampai kepada Rasulullah. Baginda sangat sedih akan hal itu.

Rasulullah pergi ke rumah keluarga mereka untuk menghibur. Anak Zaid yang bernama Usamah menggapai beliau sambil menangis. 

Melihat kenyataan itu Rasulullah pun terharu dan menangis. Hal itu ditanyakan oleh Saat bin Ubadah, "Mengapa Anda begini ya Rasulullah?"

Jawab beliau, "Ini tangisan bapak menangisi anak yang dikasihinya."

Sumber:

Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah SAW/DR Abdurrahman Rafat Basya/UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

No comments: