Kisah Wafatnya Khalifah Utsman

Utsman bin Affan wafat usai rumahnya diserang kelompok pemberontak.

Red: Hasanul Rizqa
Utsman bin Affan
Foto: dok wiki
Abdullah bin Saba' merupakan seorang Yahudi asal Shana'a, Yaman. Ia mengaku memeluk Islam pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
Sayangnya, kepindahan Ibnu Saba' menjadi Muslim bukan didasari niat yang tulus, melainkan didorong oleh ambisi pribadinya untuk memecah-belah umat Islam.

Abdullah bin Saba' pun mengerahkan kroninya dan orang-orang awam Mesir yang berhasil dipengaruhi untuk pergi ke Madinah. Abdullah bin Saba' berhasil memprovokasi mereka dengan mengatakan, sesungguhnya Utsman merebut kekhalifahan yang seharusnya menjadi hak Ali.

Utsman pun menasihati gerombolan yang sudah dipanas-panasi sang pemfitnah.

"Janganlah pemuka-pemuka kalian merasa berat mendekatiku. Bagaimanapun juga, aku akan menerima mereka," kata amirul mukminin sang penerus Umar bin Khattab itu.

Namun, tipu muslihat Ibnu Saba' lebih kuat. Ia berhasil mengerahkan para pemberontak untuk mengepung rumah Utsman.

Menghadapi pengepungan ini, Utsman memilih bersabar. Ia tidak ingin ada pertumpahan darah.

Sebuah riwayat menjelaskan, Ibnu Umar saat berbincang dengan Utsman pada masa pengepungan para pemberontak. Putra Umar bin Khattab itu berkata, "Perintahlah aku dengan apa saja yang menjadi kehendakmu!"

Utsman menjawab, "Semoga Allah membalas keluarga Umar dengan kebaikan."

Dia ucapkan kalimat ini dua kali. Kemudian, Utsman berkata, "Aku tidak perlu meneteskan darah."

Kesaksikan Abu Hurairah

Abu Hurairah menuturkan situasi masa pengepungan itu. Salah satu kelompok mengepung rumah Utsman terkena panah (yang dilepaskan dari luar rumah).

Abu Hurairah berkata kepada Utsman, "Wahai Amirul Mukminin. Sekarang saat yang tepat untuk melawan mereka. Mereka telah membunuh salah seorang teman kita."

Utsman menjawab, "Aku sangat berharap kepadamu wahai Abu Hurairah untuk membuang pedang (yang ada di tanganmu). Yang menjadi sasaran adalah aku. Dan aku akan melindungi kaum Mukminin dengan diri sendiri."

Abu Hurairah pun melempar pedangnya hingga tidak tahu berada di mana. Malangnya, para pemberontak mulai menyerang. Mereka mendobrak pintu dan mencoba melewati cucu Nabi, yakni Hasan dan Husain.

Mereka pun tak menggubris para sahabat, seperti Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Umar yang ketika itu sedang menjaga Utsman. Bentrokan tidak bisa dihindari. Para pemberontak mengalahkan penjaga dan berhasil masuk ke dalam rumah. 

Muhammad bin Abu Bakar, orang yang terkena provokasi pemberontak, memegang janggut Utsman. Utsman berkata, "Wahai putra saudaraku, lepaskan janggutku. Demi Allah, dulu ayahmu menghormati janggutku ini. Jika dia tahu posisi kamu sekarang, ia akan merasa malu akan tindakanmu."
Mendengar ini, Muhammad bin Abu Bakar gemetar. Dia pun keluar dari rumah Utsman dengan bercucuran air mata karena menyadari kekeliruannya.

Anak Abu Bakar ash-Shiddiq itu pun berbalik mengarahkan pedangnya kepada para pemberontak. Sementara itu, Utsman yang tengah berpuasa menyibukkan dirinya dengan Alquran. Para pemberontak tidak surut. Mereka menyabet pedang ke tubuhnya.

Jarinya terputus. Pedang-pedang itu pun menusuk tubuh Utsman. Dia hanya terdiam tidak bisa berbuat apa-apa. Pada usianya yang mencapai 80 tahun, Utsman wafat.

Kematian Utsman seperti apa yang disampaikan di dalam hadis yang bersumber dari Abu Musa al-Asy'ari.

"Pada suatu hari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke sebuah kebun dari kebun-kebun Madinah… lalu datang Utsman. Aku berkata, 'Tunggu dulu! Sehingga aku memohon izin (kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) untukmu,' kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Izinkanlah ia, berilah kabar kepadanya dengan Surga, bersamanya ada musibah yang menimpanya.'"rol

No comments: