Ilmuwan India di Balik "Partikel Tuhan"
(http://www.pardaphash.com)
Ketika partikel hipotetis Higgs-boson terbukti, satu nama terlupakan
Ketika CERN menemukan partikel yang identik dengan hipotesis Higgs-boson, nama yang kemudian muncul adalah Peter Higgs, seorang ilmuwan Inggris. Nama "boson" sendiri tenggelam di balik kebesaran Higgs yang bahkan sampai diusulkan fisikawan Stephen Hawkings untuk meraih Nobel Fisika itu.
Namun rakyat India tak melupakannya. Boson rupanya berasal dari nama ilmuwan dari negeri Shahrukh Khan itu, Satyendra Nath Bose. Boson, salah satu dari dua subatomik partikel yang membikin heboh itu, berasal dari nama peneliti yang pernah bekerja bersama Albert Einstein itu.
Pria kelahiran 1 Januari 1894 di Kalkuta ini merupakan pengajar di Universitas Dhaka, Bangladesh. Tahun 1920-an, dia rajin melakukan penelitian ilmiah dan pada 1924, dia mengirim sebuah makalah ke Albert Einstein menjelaskan sebuah model statistik mengenai sebuah fenomena yang kemudian dikenal sebagai Bose-Einstein.
Einstein setuju dengan teorinya. Makalah diterjemahkan untuk sebuah jurnal, menjelaskan sebuah kelas fundamental partikel subatomik yang bernama boson dan fermion, yang berasal dari nama fisikawan Italia, Enrico Fermi.
Dan sebuah Nobel Fisika diberikan terkait riset ini namun Bose tak pernah mendapatkan. Tapi salah satu partikel subatom itu sudah melekat dengan namanya.
Dan untuk penemuan CERN yang dianggap setara penemuan Columbus atas benua Amerika itu, Bose seperti tak disebut sama sekali, termasuk di India. "Saya percaya, ini kelalaian yang disengaja," kata PM Bhargawa, pendiri Pusat Biologi Seluler dan Molekuler. "Ini bukan satu-satunya contoh," katanya dilansir The Times of India.
Para ilmuwan top India seperti Bhargawa merasakan, memang kurang pengakuan atas ilmuwan India. CNR Rao, ilmuwan yang juga bekerja untuk Bhargawa, menyatakan Bose telah diabaikan sejarah, baik di India mau pun di luar negeri.
"Mungkin karena dia blak-blakan. Saya ingat, dalam sebuah pertemuan yang dibuka Jawaharlal Nehru, ketika Bose tak setuju dengan sebuah pernyataan Nehru," kata Rao. Bose, kata Rao, jelas akan lebih populer jika saja hidup di Amerika Serikat.
Higgs boson merupakan partikel hipotesis yang mengisi atau melengkapi massa hingga terbentuk menjadi materi. Partikel ini dianggap sangat penting, sebab dianggap bisa melengkapi bahkan menyempurnakan teori alam semesta yang diperkenalkan Albert Einstein.
Higgs boson dianggap sebagai perantara yang memungkinkan terbentuknya bintang, planet, dan kehidupan. Caranya, adalah dengan memberi massa untuk sejumlah partikel dasar. Karena itulah partikel ini sering disebut "partikel Tuhan".
Adalah sekelompok ilmuwan dari institusi ilmiah CERN yang melakukan eksperimen untuk mencari partikel Higgs boson. Dengan memanfaatkan laboratorium pemecah partikel raksasa Larga Hadron Collider (LHC), para ilmuwan ini terus mencari partikel terkecil pembawa massa tersebut.
Setelah dianggap teori "partikel Tuhan" ini terbukti, pujian pun terus mengalir kepada Peter Higgs. Sejumlah ilmuwan mengajukan Peter Higgs sebagai sosok yang layak menerima penghargaan Nobel di bidang Fisika.
Salah satu pujian datang dari ahli fisika terkenal Stephen Hawking. "Ini merupakan temuan penting dan seharusnya menjadikan Peter Higgs meraih Nobel," ucap Hawking, yang kalah taruhan US$ 100 karena sempat sanksi akan adanya partikel Higgs boson.
Profesor Fisika dari Universitas Surrey di Inggris, Jim Al Khalili, juga memuji Peter Higgs. "Setelah segala kehebohan dan spekulasi, setelah berdekade melakukan mendesain eksperimen paling ambisius di dunia, setelah berbulan lakukan pengecekan data secara hati-hati, hari ini adalah imbalannya," ucap Al Khalili.
Sementara ilmuwan sedunia memberi selamat Higgs, Bose yang telah berpulang pada tahun 1974 tinggal dalam kesunyian.
(ren)VN
No comments:
Post a Comment