Masyarakat Arab Jahiliyah Justru Terkenal Dermawan
Mereka saling berlomba-lomba dan membanggakan diri dalam masalah kedermawanan dan kemurahan hati. Dijelaskan dalam kitab 'Sirah Nabawiyah' karya Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, bahwa setengah dari syair mereka bahkan bisa dipenuhi dengan pujian dan sanjungan terhadap kedermawanan.
Unta itu pulalah yang menjadi sesuatu baginya untuk tetap bertahan hidup. Namun, karena memiliki rasa kedermawanan, orang tersebut tetap menyembelih unta itu untuk kemudian disuguhkan kepada si tamu.
Saking dermawannya, orang-orang pada masa jahiliyah biasa berbangga diri saat meminum khamar (minuman keras). Kebanggaan ini bukan pada saat meminum khamar-nya, melainkan karena pada saat itulah menjadi momen paling mudah untuk menunjukkan pemborosan dan ini dianggap sebagai bentuk kedermawanan.
Karena itu juga, pohon anggur pada masa jahiliyah biasa disebut al-karam yang berarti kedermawanan. Sedangkan khamar yang terbuat dari bahan buah anggur biasa disebut bintul karam atau putri kedermawanan.
Selain itu, maraknya permainan judi di masa jahiliyah juga diakibatkan sikap dermawan. Main judi ketika itu menjadi sarana untuk mencapai kedermawanan. Sebab, keuntungan dari hasil main judi itu akan digunakan untuk memberi makan orang-orang miskin.
Atas keadaan itu, Alquran tidak menggunakan redaksi yang mengingkari manfaat khamar dan main judi. Redaksi yang digunakan Alquran adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 219:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا ۗ
"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya..." Rol
No comments:
Post a Comment