Kisah Nabi Isa Menangis, Berdoa Meminta Hidangan dari Langit

Kisah Nabi Isa Menangis, Berdoa Meminta Hidangan dari Langit
Nbai isa menundukkan kepala dengan air mata bercucuran, merendahkan diri di hadapan Allah SWT seraya berdoa dan memohon agar permintaan umatnya dikabulkan. (Foto/Ilustrasi: Ist)
Kisah Nabi Isa berdoa agar Allah SWT menurunkan hidangan dari langit atas desakan Bani Israil disampaikan Allah dalam Al-Quran Surat al-Maidah ayat 111 -115. Secara umum ayat-ayat ini berbicara mengenai umat Nabi Isa yang diberi Allah SWT nikmat berupa hidangan makanan dari langit untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Alkisah, pada suatu hari Nabi Isa memerintahkan Hawariyyun dan umatnya untuk berpuasa selama 30 hari. Setelah selesai, mereka meminta kepada Nabi Isa agar diturunkan hidangan bagi mereka sebagai bukti bahwa Allah SWT telah menerima puasa mereka dan supaya hati mereka menjadi tenang. Nabi Isa kemudian memenuhi permintaan tersebut sebagai bentuk perayaan bagi mereka.

Pada hari itu semua golongan umat Nabi Isa bersiap, mulai dari yang muda, yang tua, yang miskin, hingga yang kaya. Mereka semua berkumpul menunggu permintaan dikabulkan.

Nabi Isa – sebelum meminta kepada Allah SWT – menasihati mereka dan merasa khawatir sekiranya mereka tidak mau bersyukur dan menaati syarat-syaratnya. Namun, mereka semua tetap bersikeras meminta.

Tatkala mereka tak mau mengurungkan niat dan permintaan tersebut, maka Nabi Isa bangkit menuju tempat sholat, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu, berdiri di atas kedua kakinya, menundukkan kepala dengan air mata bercucuran, merendahkan diri di hadapan Allah SWT seraya berdoa dan memohon agar permintaan umatnya dikabulkan.

Kemudian doa Nabi Isa dijawab oleh Allah SWT dengan menurunkan hidangan dari langit dan umat Nabi Isa melihat hal tersebut dengan mata kepala mereka sendiri.

Hidangan turun dari langit melalui sela-sela di antara dua awan. Kemudian hidangan tersebut sedikit demi sedikit mulai mendekati mereka. Pada saat bersamaan, Nabi Isa berdoa semoga itu merupakan nikmat Allah SWT, bukan azab-Nya.

Ketika hidangan sampai di hadapan Nabi Isa dan kaumnya, beliau berdiri dan berkata, “Dengan menyebut nama Allah, sebaik-baik pemberi rezeki.”

Hidangan tersebut terdiri dari tujuh ikan laut dan tujuh roti. Ada yang mengatakan cuka dan ada pula yang mengatakan itu adalah buah delima serta buah-buahan lainnya. Terlepas dari itu semua, hidangan ini merupakan makanan dari Allah SWT.

Lantas Nabi Isa memerintahkan umatnya untuk menikmati hidangan dari langit tersebut. Namun mereka malah berkata, “Kami tidak akan makan sebelum kamu makan.”

Nabi Isa menjawab, “Kalianlah yang meminta hidangan ini.” Mereka menolak untuk memakan lebih dulu karena khawatir hidangan tersebut merupakan azab dari Allah SWT.

Kemudian Nabi Isa memerintahkan orang-orang fakir, orang-orang yang kekurangan dan orang-orang tua dengan penyakit menahun yang berjumlah sekitar 1.300 orang untuk memakannya.

Setelah menikmati hidangan, atas izin Allah setiap penyakit dan disfungsi anggota tubuh mereka semua sembuh total. Ini membuat orang-orang yang tidak mau memakannya sangat menyesal.

Baca juga: Isa as, Nabi yang Sedari Bayi Sudah Memiliki Mukjizat

Mendapatkan Rasa Kenyang
Dikisahkan bahwa hidangan Allah SWT yang turun dari langit ini diberikan sekali dalam sehari. Karena sudah ada bukti keamanan dan khasiat hidangan tersebut, maka orang-orang – yang berjumlah sekitar 6.000 orang – mulai berani memakannya. Namun mereka yang memakan hidangan hanya mendapatkan rasa kenyang, tidak sebagus khasiat pertama kali.

Setelah beberapa waktu, hidangan ini tidak lagi turun setiap hari, tetapi berselang satu hari sebagaimana pemanfaatan unta nabi Shalih yang susunya sehari diminum oleh orang-orang dan sehari tidak diminum.

Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Isa untuk memberikan hidangan tersebut hanya kepada orang fakir dan orang yang membutuhkan, tidak termasuk orang kaya.

Tindakan Nabi Isa itu mendapatkan beberapa protes dari orang-orang kaya dan orang-orang munafik. Bagi mereka, hal ini sangat tidak adil dan menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibat protes tersebut, kemudian Allah SWT memberhentikan pemberian hidangan dan mengubah orang-orang yang mempersoalkan distribusi menjadi binatang, yakni babi.
Baca juga: Ketika Nabi Isa Membuka Rahasia Cara Menghidupkan yang Sudah Mati

Sebuah Kiasan
Kisah Bani Israil dan hidangan dari langit juga diceritakan dalam sebuah hadis mauquf riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir yang berujung kepada Sa’id bin Abi ‘Urbah. Ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Hidangan turun dari langit yang terdiri dari roti dan daging. Mereka (umat nabi Isa as) diperintahkan agar tidak berkhianat, tidak menimbun, dan tidak membawanya untuk hari esok. Namun mereka berkhianat, menimbun, dan membawanya, sehingga wujud mereka dirubah menjadi babi-babi.”

Ulama berbeda pendapat berkenaan dengan rincian kisah umat Nabi Isa dan hidangan dari langit ini. Jumhur ulama mengatakan bahwa hidangan memang diturunkan dari langit sebagaimana literal ayat Al-Qur’an. Namun Imam Mujahid dan Hasan al-Bashri menolak pendapat tersebut. Menurut keduanya, kata turun pada Surat al-Maidah ayat 115 hanyalah sebuah kiasan.

Berikut isi Surat al-Maidah ayat 111-115 tersebut.

وَ اِذۡ اَوۡحَيۡتُ اِلَى الۡحَـوَارِيّٖنَ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِىۡ وَبِرَسُوۡلِىۡ‌ۚ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا وَاشۡهَدۡ بِاَنَّـنَا مُسۡلِمُوۡنَ‏

Wa iz awhaitu ilal hawaariyyiina an aaminuu bii wa bi Rasuulii qooluuu aamannaa washhad bi annanaa muslimuun

Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang setia, "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku." Mereka menjawab, "Kami telah beriman, dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (Muslim)."( QS al-Maidah : 111 )

اِذۡ قَالَ الۡحَـوَارِيُّوۡنَ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ هَلۡ يَسۡتَطِيۡعُ رَبُّكَ اَنۡ يُّنَزِّلَ عَلَيۡنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ‌ ؕ قَالَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ

Iz qoolal hawaariyyuuna yaa 'Eesab na Maryama hal yastatii'u Rabbuka ai yunaz zila 'alinaa maaa'idatam minas samaaa'i qoolat taqul laaha in kuntum mu'miniin

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, "Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman."( QS al-Maidah : 112 )

قَالُوۡا نُرِيۡدُ اَنۡ نَّاۡكُلَ مِنۡهَا وَتَطۡمَٮِٕنَّ قُلُوۡبُنَا وَنَـعۡلَمَ اَنۡ قَدۡ صَدَقۡتَـنَا وَنَكُوۡنَ عَلَيۡهَا مِنَ الشّٰهِدِيۡنَ‏

Qooluu nuriidu an naakula minhaa wa tatam'inna quluu bunaa wa na'lama an qad sadaqtana wa nakuuna 'alaihaa minash shaahidiin

Mereka berkata, "Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)."( QS al-Maidah : 113 )

قَالَ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنۡزِلۡ عَلَيۡنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوۡنُ لَـنَا عِيۡدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنۡكَ‌ۚ وَارۡزُقۡنَا وَاَنۡتَ خَيۡرُ الرّٰزِقِيۡنَ

Qoola 'Eesab nu Maryamal laahumma Rabbanaaa anzil 'alainaa maaa'idatam minas samaaa'i takuunu lanaa 'iidal li awwalinaa wa aakirinaa wa Aayatam minka warzuqnaa wa Anta khairur raaziqiin

Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki."( QS al-Maidah : 114 )

قَالَ اللّٰهُ اِنِّىۡ مُنَزِّلُهَا عَلَيۡكُمۡ‌ۚ فَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بَعۡدُ مِنۡكُمۡ فَاِنِّىۡۤ اُعَذِّبُهٗ عَذَابًا لَّاۤ اُعَذِّبُهٗۤ اَحَدًا مِّنَ الۡعٰلَمِيۡنَ

Waalal laahu innii munaz ziluhaa 'alaikum faman yakfur ba'du minkum fa inniii u'azzibuhuu 'azaabal laaa u'azzibuhuuu ahadam minal 'aalamiin

Allah berfirman, "Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)." ( QS al-Maidah : 115 )
(mhy)

No comments: